Tuesday, 11 December 2012

Pengukuran Detail Poligon



Pengukuran Detail Poligon
Untuk pembuatan peta situasi, detail yang diambil meliputi detail planimetris dan detail-detail ketinggian. Detail planimetris menyangkut posisi horisontal dari bangunan-bangunan rumah, jalan, jembatan, saluran air, lapangan serta batas-batas areal dan sebagainya. Sementara detail-detail ketinggian diperlukan untuk penggambaran keadaan topografi lapangan yang nantinya akan digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur.
advertisements
Yang dimaksud titik detail adalah semua benda atau titik-titik benda yang merupakan kelengkapan dari sebagian permukaan bumi. Benda tersebut meliputi benda-benda buatan manusia seperti gedung-gedung, jalan raya, saluran drainasi, dengan segala perlengkapannya dan benda-benda alam seperti gunung, bukit, sungai, jurang, danau, dll.
Pada pengukuran detail dikenal dua metode pengukuran yaitu :
1. Metode Ekstrapolasi
Pada cara ini penentuan titik-titik detail dimulai satu titik dasar. Di kenal dua cara dalam menentukan letak titik detail terhadap garis ukur yaitu sistem koordinat ortogonal dengan azimuth dan Sistem koordinat kutub dengan arah
2. Metode interpolasi.
Pada garis ukur dibentangkan garis ukur, pangkal garis dari perpanjangan-perpanjangan diukur dengan rol meter. Metode ini sering disebut juga dengan cara hubungan garis ukur.
Dalam praktek, metode ekstrapolasi dengan sistem koordinat ortogonal dan metode interpolasi dapat dipakai bersama-sama tergantung pada keadaan lapangan dan situasi yaitu pengukuran jarak yang dilakukan dengan pegas ukur, sedangkan alat-alat lain seperti prisma, jalon digunakan untuk membuat sudut siku-siku atau memancang garis lurus.
Pada metode ekstrapolasi dengan sistem koordinat kutub dipakai pada pesawat theodolit. Cara ini kemudian terkenal dengan cara Tachimetry, yaitu cara pengukuran detail yang dapat mencakup daerah yang lurus dan dengan pekerjaan yang tepat. Prinsipnya adalah dengan mengukur arah azimuth atau sudut dari titik detail  terhadap sisi poligon, jarak serta beda tingginya. Pengambilan cukup dilakukan dari titik-titik poligon utama. Pengambilan detail harus mewakili keadaan medan dengan mengingat prinsip interpolasi linier. Dengan prinsip tersebut, maka antara dua titik detail yang berdekatan dianggap perubahan tinggi liniernya.
Jumlah titik detail disesuaikan dengan kondisi serta skala peta yang dibuat. Detail yang terlalu banyak akan menyulitkan plotting dan penggambarannya. Sedangkan jika terlalu sedikit, detail-detail tersebut tidak dapat mewakili kondisi lapangan yang sebenarnya.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengambilan titik detail adalah sebagai berikut :
  1. Theodolit didirikan di atas titik poligon, kemudian mengatur sumbu I serta mencatat tinggi alatnya.
  2. Membidik titik poligon di depan atau di belakangnya, kemudian mencatat bacaan sudut horisontalnya.
  3. Mendirikan rambu di tempat yang dianggap perlu untuk pengambilan titik detail, kemudian membidikan teropong ke rambu lalu membaca bacaan benang (benang atas, benang tengah, benang bawah) dan bacaan sudut horisontalnya.
  4. Membuat sket yang menggambarkan letak alat dan letak titik detail yang diambil serta keterangan-keterangan lain yang sekiranya diperlukan.
  5. Memindah rambu ke tempat lain yang memiliki perbedaan tinggi, kemudian membidiknya dengan teropong lalu membaca bacaan benang dan sudut horisontalnya, serta membuat sket titik detail yang diambil, begitu seterusnya.
Unsur-unsur yang akan dicari dalam pengukuran detail ini harus lengkap sehingga memudahkan pengeplotan dalam penggambaran. Unsur-unsur tesebut antara lain adalah dengan menentukan dahulu koordinat titik detailnya.
Koordinat titik detail dihitung dengan rumus :
X1A = X1 + D sin α1A
Y1A = Y1 + D cos α1A
Agar detail poligon tersebut terarah, maka perlu diketahui sudut arahnya (azimuth). Penentuan azimuth detail poligon dapat ditentukan dengan mengetahui azimuth poligon utama yang telah dihitung sebelumnya pada pengukuran poligon.
Penentuan azimuth detail poligon dihitung dengan rumus :
α1A =  α1 – (H1A ± Δf  )……………dst, di titik P1
α2A =  α2 – (H2A ± Δf  )..……….….dst, di titik P2
Keterangan :
αA  = azimuth detail poligon
Δf  = koreksi sudut
α1   = azimuth poligon utama
Hm = sudut horizontal muka poligon
H   = sudut horisontal detil poligon
Jarak yang digunakan untuk hitungan titik-titik detail poligon adalah jarak optis.

No comments: