Wednesday 10 April 2013

MSD: Design Rumah bambu tahan gempa

MSD: Design Rumah bambu tahan gempa: Bambu adalah bahan bangunan yang dapat diperbaharui dan banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jen...

Saturday 5 January 2013

Design Rumah bambu tahan gempa

Bambu adalah bahan bangunan yang dapat diperbaharui dan banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau 11% nya adalah spesies asli Indonesia. di Indonesia sudah lama memanfaatkan bambu untuk bangunan rumah, perabotan, alat pertanian, kerajinan, alat musik, dan makanan. Namun, bambu belum menjadi prioritas pengembangan dan masih dilihat sebagai "bahan milik kaum miskin yang cepat rusak".
Bambu memiliki kekuatan yang dapat dipersaingkan dengan baja.
Karena kelenturan dan kekuatannya yang tinggi, struktur bambu juga merupakan bangunan tahan gempa.
Pada prinsipnya rumah bambu tahan gempa harus dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :
  1. Mengunakan bambu yang sudah tua, sudah diawetkan dan dalam keadaan kering,
  2. Rumah bambu didirikan di atas tanah yang rata ( padat )
  3. Pondasi dan sloof (sloof diangker ke pondasi di setiap jarak 50-100 cm) mengelilingi denah rumah,
  4. Ujung bawah kolom bambu masuk sampai pondasi, diangker dan bagian dalam ujung bawah kolom diisi dengan tulangan dan mortar),
  5. Elemen dinding yang berhubungan dengan sloof atau kolom harus diangker di beberapa tempat,
  6. Di ujung atas kolom diberi balok ring yang mengitari denah bangunan, elemen dinding juga harus di angker dengan balok ring tersebut,
  7. Bila ada bukaan dinding seperti angin-angin, jendela dan pintu, harus diberi perkuatan di sekeliling bukaan tersebut,
  8. Pada setiap pertemuan bagian dinding dengan bagian dinding lainnya, harus ada kolom dan dinding diangker kolom tersebut,
  9. Rangka atap (kuda-kuda) bisa dikonstruksi dengan tumpuan sederhana (sendi-rol), di mana setiap dudukan rangka atap harus diletakkan pada posisinya, dan perlu diangker dengan kolom,
  10. Ikatan angin pada atap harus dipasang di setiap antar kuda-kuda. Ikatan angin ini dipasang pada bidang kemiringan atap di bawah penutup atap, dan pada bidang vertikal diantara dua kuda-kuda.
Kelebihan penggunaan bambu sebagai bahan bangunan :
  1. Bambu dikenal sebagai bahan bangunan yang dapat diperbarui
  2. Tidak perlu menggunakan tenaga terdidik,
  3. Cukup menggunakan alat-alat sederhana yang mudah didapat di sekitar kita,
  4. Cukup nyaman tinggal di dalam rumah bambu,
  5. Masa konstruksi sangat singkat,
  6. Biaya konstruksi murah.
Di samping kelebihan di atas, bangunan bambu mempunyai kekurangan antara lain :
  • Belum hilangnya konotasi di masyarakat bahwa bambu dikenal sebagai bahan bangunannya orang miskin,
  • Hampir tidak ada fasilitas kredit dari perbankan, karena kurang yakinnya pihak perbankan,
  • Belum ada standar nasional rumah bambu.
Keawetan bahan bangunan bambu adalah kombinasi dari pengawetan dan desain bangunan itu sendiri. Pengawetan melindungi bangunan bambu dari musuh biologis yakni kumbang bubuk, rayap dan jamur. Sedangkan desain bambu juga haruslah bersahabat dengan bahan bambu dan mampu melindungi bambu dari kelembaban, air hujan serta panas matahari terik yang dapat merusak fisik bambu.

Beberapa jenis bambu yang sering digunakan untuk bangunan bambu adalah:
  1. Bambu petung/betung. diameter yang dapat mencapai lebih dari 20 cm. Dapat tumbuh hingga lebih 25 meter. Bambu petung banyak digunakan untuk tiang atau penyangga bangunan. Juga sering di belah untuk keperluan reng/usuk bangunan. Bambu petung yang paling umum ada dua jenis yakni petung hijau dan petung hitam.
  2. Bambu hitam atau bambu wulung. Banyak tumbuh di jawa dan sumatra. dapat mencapai dimeter hingga 14 cm dan tinggi lebih dari 20 meter. Banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan perabot bambu karena relatif lebih tahan terhadap hama.
  3. Bambu apus atau tali. banyak digunakan sebagai komponen atap dan dinding pada bangunan. Diameter antara 4 hingga 10 cm. Juga sangat cocok untuk mebel dan kerajinan tangan.



Sunday 23 December 2012

Perubahan Gapeka (Grafik Perjalanan Kereta Api)

Perubahan Gapeka (Grafik Perjalanan Kereta Api)

Sesuai dengan Undang undang nomor 23 tahun 2007 pasal 121 ayat (3)

Gapeka sewaktu-waktu dapat mengalami perubaha. Perubahan Grafik perjalanan kereta api dapat diakibatkan oleh:

Prasarana perkeretaapiaan yang sedang diperbaiki, dirubah;

parasarana perkeretaapian tersebut dapat berupa stasiun kereta api,spur,emplasemen dan alat-alat pendukung lalu lintas kereta api. Grafik perjalanan kereta dapat berubah bila terjadi penambahan prasarana kereta seperti penambahan jumlah stasiun kereta api, yaitu dengan membangun stasiun yang baru atau adanya perbaikan prasarana kereta api yang menyebabkan keterlambatan perjalanan kereta api yang dapat memakan waktu yang cukup lama dalam perbaikannya.

Jumlah sarana Perkeretaapian
Sarana perkeretaapian ialah kereta, lokomotiv, gebong, dan gerobag. Dalam penyusunan Grafik perjalanan kereta harus diketahui jumlah kereta api yang beroprasi.Namun jumlah kereta api yang broprasi dapat saja berubah sewaktu-waktu,yaitu dengan bertambahnya jumlah kereta api yang beroprasi atau bahkan dapat berkurangnya jumlah kereta api yang beroprasi..Berubahnya jumlah kereta api yang beroprasi harus disertai dengan perubahan grafik perjalanan kereta api agar oprasional kereta api dapat berjalan dengan baik.

Kecepatan Kereta api
Kecepatan kereta api dapat mempengaruhi berubahnya grafik perjalanan kereta api. Bila terdapat kereta api mengalami kerusakan mesin sehingga kereta tersebut tidak dapat bergerak sesuai kecepatan izinnya yang akhirnya kereta tersebut mengalami keterlambatan untuk sampai di stasiun tujuan maka harus dilakukan perubahan jadwal keberangkatan kereta api dengan cara mengubah grafik perjalanan kereta,begitu pula bila kereta tersebut melebihi kecepatan izinnya. Maka akan dilakukan perubahan grafik perjalanan kereta.Hal ini dikarenakan pada dasarnya kereta api saling berkaitan antar satu sama lain dalam pengoprasiannya..

Kebutuhan Angkutan

Dalam pengoprasian kereta api.Pihak yang diberi tanggung jawab mengoprasikan kereta api harus tetap dapat menjalankan tujuannya yaitu memberikan kenyamanan bagi para penumpang pada kondisi apapun. Salah satunya ialah jumlah penumpang yang diberangkatkan harus sesuai dengan kapasitas angkut kereta,hal ini dikarenakan agar penumpang kereta api merasa nyaman karena tidak berdesak-desakan.Pada hari-tertentu seperti pada saat lebaran, jumlah pengguna jasa kereta api akan bertambah banyak dan mengalami puncak kepadatannya. Hal ini harus diikuti dengan menambahkan jumlah kereta api yang akan dioprasikan.dengan demikian penjadwalan ulang keberangkatan kereta api harus dilakukan dengan mengubah Grafik perjalanan kereta api.


Keadaan memaksa

Keadaan memaksa terjadi karena hal-hal tertentu seperti terjadi kecelakaan kereta api, banjir dan lain lain
Berikut beberapa istilah yang menyebabkan kereta harus berhenti :

Ø BLB : berhenti luar biasa (Berhenti tidak normal)
Ada kalanya suatu ka harus berhenti di stasiun yang menurut peraturan perjalanan seharusnya tidak berhenti , misalnya karena perintah pejabat yang berwenang atau karena keadaan luar biasa . Berhenti yang menyimpang dari peraturan perjalanan ini disebut berhenti luar biasa atau blb .

Ppka yang akan memberhentikan luar biasa suatu ka mengambil tindakan sebagai berikut :
Memerintahkan memperlihatkan semboyan 3 di tempat lokomotif berhenti , kecuali jika disitu telah terlihat semboyan 7 .
Memerintahkan memperlihatkan semboyan 2 B pada wesel yang terjauh , yang akan dilalui oleh ka dari arah ujungnya .
Mempertahankan sinyal masuk dalam kedudukan tidak aman .( semboyan 7 )
Setelah ka berhenti dan ppka mendengar semboyan 35 , yang dibunyikan oleh masinis berkali – kali , barulah ppka boleh menarik aman sinyal masuk
Cara blb yang demikian ini di kalangan ppka di lintas disebut blb menurut R 19 jilid I pasal 27 ayat 4 .
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan minta bantuan ke stasiun pemberangkatan atau stasiun pemberhentian dari ka yang akan diberhentikan itu Jika permintaan itu dipenuhi , ppka yang dimintai bantuan akan mencatat dalam lapka dan lhm dari ka yang akan diberhentikan , selanjutkan mengabarkan dengan telegram kepada stasiun yang minta bantuan tadi , yang isinya menyatakan bahwa masinis dan kp telah diperintahkan .
Cara ini dikenal dengan nama blb menurut R 19 jilid I pasal 27 ayat 5 . namun berhenti luar biasa hanya diperkenankan :


menurut peraturan perjalanan , misalnya berhenti di tempat perberhentian atas perintah Ke/Kadaop , misalnya untuk membongkar pasir , koral dan alat alat dinas lainnya .
  • untuk menghindari kecelakaan . 
  • karena kecelakaan 
  • banjir 
Ø KLB : Kereta luar biasa

Kereta yang pada umumnya tidak memiliki nomor, biasanya berfungsi memberikan pertolongan karena terjadi peristiwa luar biasa
contoh kereta api bantuan, kereta wisata. .

Ø PL : Peristiwa luar biasa

Peristiwa terjadinya kecelakaan yang melibatkan kereta api namun tidak mengakibatkan korban jiwa seperti terjadi anjloknya kereta api yang mengakibatkan terhambatnya arus lalu lintas perkeretaapian.

Ø PLH : peristiwa luar biasa hebat

Peristiwa terjadinya kecelakaan yang melibatkan kereta api dan mengakibatkan korban jiwa.peristiwa ini bisa menghambat kereta api lainnya untuk bergerak dari satu stasiun ke stasiun lainnya bahkan bila bila hanya ada jalur tunggal bisa megakibatkan terputusnya perjalanan kereta api



Perubahan grafik perjalanan kereta dapat dilakukan dengan :

a. Perubahan dan tambahan ( P & T ) pada gapeka
b. Maklumat perjalanan kereta api ( Malka )

Menetapkan perjalanan dengan malka .

- Malka diterbitkan oleh Kantor Pusat PT KA , berlaku paling lama untuk selama 6 ( enam ) bulan .
Malka memuat antara lain :
- Nomor maklumat dan nomor perjalanan luar biasa ( plb )
- Jam berangkat , jam datang , jam langsung di stasiun , persilangan dan penyusulan
- Lintas yang akan dilalui .
- Jenis ka menurut gunanya .
- Puncak kecepatan ka .
- Untuk apa atau instansi apa ka itu dijalankan .
- Rangkaian ka .
- Tanggal terbit dan sampai tanggal berapa malka itu berlaku .
- Keterangan lain yang dipandang perlu.

c. Telegram maklumat ( telegram “ tem “ )
dilakukan dengan telegram ”tem” .Dalam telegram ”tem” sedapat mungkin harus disebutkan keterangan seperti yang dimuat dalam malka .
Bentuk telegram ”tem” tersebut sudah baku . Hal ini dimaksudkan agar memudahkan para pelaksana serta untuk menghindari kesalahan – kesalahan yang mungkin terjadi bila telegram itu tidak baku .
Alamat penerima pada telegram itu adalah ppka . Alamat ini disebut alamat kode Ppka diwajibkan memberi salinan kepada pejabat – pejabat yang ada di daerahnya . Para kepala stasiun mempunyai daftar nama dan alamat dari para pejabat yang berhak menerima telegram tersebut .

Kereta api terlambat

Apabila suatu ka mengalami kelambatan , haruslah diusahakan agar kelambatan itu hilang sama sekali atau setidak – tidaknya dikurangi .hal ini dilakukan agar Grafik perjalanan kereta api tidak mengalami perubahan

Mencegah kelambatan ka adalah salah satu kewajiban penting bagi pegawai . Pasal ini merupakan salah satu pasal yang harus selalu diusahakan terlaksananya Tindakan – tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi kelambatan ka adalah :
muat dan bongkar barang ( kiriman hantaran ,begasi ) dilakukan cepat
naik turun penumpang dilakukan cepat .
untuk ka yang sudah terlambat waktu berhenti di staiun dikurangi .

Jika suatu ka mengalami kelambatan lebih dari 10 menit , kelambatan itu harus dikhabarkan dengan telegram kepada semua stasiun yang akan dilalui ka tersebut sampai ke stasiun :
· penghabisan ka yang terlambat .
· penghabisan wilayah Daop .
· peralihan kawat B atau
· tempat penggantian awak ka .

Stasiun yang berkewajiban mengirim telegram ini , ialah stasiun tempat mulai terjadinya kelambatan lebih dari 10 menit .

Setiap perubahan kelambatan ( menambah atau mengurangi ) yang lebih dari 10 menit , juga harus dikhabarkan dengan telegram kepada stasiun – stasiun tersebut di atas.

Berita kelambatan ka ini diperlukan untuk :

Bagi perusahaan ( dinas ) untuk :

· mengatur pemindahan persilangan atau penyusulan .
· persambungan ka di stasiun hubungan
· pengaturan dinasan lok dan pegawai .
dan sebagainya .

Bagi umum untuk disiarkan kepada calon penumpang atau penjemput yang akan dilalui ka tersebut .

Pemindahan Persilangan

Di spur tunggal satu ka dikatakan bersilang dengan ka lain , jika ka dari tempat tersebut untuk pertama kalinya berjalan melalui seluruh atau sebagian petak jalan yang seluruhnya atau sebagian bekas dilalui dari arah sebaliknya oleh ka lain selama urusan perjalana ka tidak terputus oleh waktu luar kerja .

Jadi persilangan adanya di spur tunggal dan terjadi di stasiun ,

Persilangan ada dua jenis :

· persilangan biasa , adalah persilangan dengan ka biasa .
· persilangan luar biasa adalah persilangan dengan ka fakultatif atau klb .

Disamping itu ada pula pembagian persilangan tercatat dan persilangan tidak tercatat :

· Persilangan tercatat , apabila persilangan itu dicatat dalam daftar waktu , malka , telegram ”tem” , lapka , tabel ka ( hanya persilangan biasa ) , lhm ( hanya persilangan luar biasa ) .

· Suatu persilangan akan dicatat dalam daftar waktu dan sebagainanya , apabila dua atau beberapa ka dari jurusan berlawanan datang berjumpaan di suatu stasiun , kemudian berangkat terus kearah yang berlawanan pula .

Apabila suatu ka mengalami kelambatan , agar ka yang terlambat tidak mengganggu perjalanan ka lain yang tidak terlambat yang datang dari arah berlawanan , perlu dilakukan pemindahan persilangan .

Yang mengambil prakarsa untuk memindahkan persilangan ialah ”stasiun persilangan resmi” , yaitu stasiun persilangan semula , stasiun tempat ka bersilang menurut peraturan perjalanan .

Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung

Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung

Untuk Mendesain sebuah gedung / bangunan tentunya salah satu yang harus kita perhitungkan adalah beban yang berkerja pada konstruksi gedung tersebut. Dengan mengetahui berapa besar beban yang berkerja pada suatu konstruksi maka kita akan dapat merancang kekuatan sebuah gedung sesuai dengan spesifikasi kekuatan yang akan kita desain berdasarkan kebutuhannya. Untuk itu maka dikeluarkanlah peraturan pembebanan gedung indonesia yang dikeluarkan oleh pemerintah sesuai dengan SNI yang berlaku. Peraturan pembebanan Gedung Indonesia ini diterbitkan guna mempermudah dalam perencanaan. Peraturan Pembebanan Gedung indonesia ini juga membantu kita dengan mempermudah kita dalam menentukan besarnya beban yang berkerja. Peraturan Pembebanan Gedung Indonesia tentunya menjamin kesesuaian beban dengan ketelitian yang baik karena Peraturan Pembebanan Gedung Indonesia yang diterbitkan oleh pemerintah sudah melewati beberapa pengujian, penelitian, perhitungan, serta pendalaman yang teliti oleh para ahli, sehingga dengan mengacu pada Peraturan Pembebanan Gedung Indonesia Ini akan memberikan perhitungan beban yang aman bagi struktur bangunan kita.

Peraturan Pembebanan Gedung Indonesia sebenarnya sudah terdapat pada SNI Perencanaan bangunan gedung Beton Bertulang, SNI Perencanaan Bangunan Tahan Gempa, Bahkan Peraturan Pembebanan Gedung Indonesia yang banyak dijual di toko-toko buku.

Dalam artikel ini saya akan memberikan rangkuman yang ada didalam peraturan pembebanan gedung di Indonesia yang umum / sering digunakan dalam perencanaan gedung.


Kombinasi Pembebanan :

- Pembebanan Tetap         : M + H

- Pembebanan Sementara  : M + H + A


                                      : M + H + G


- Pembebanan Khusus      : M + H + G

                                      : M + H + A + K


                                      : M + H + G + K


dengan,

M = Beban Mati, DL (Dead Load)

H = Beban Hidup, LL (Live Load)

A = Beban Angin, WL (Wind Load)

G = Beban Hidup, E (Earthquake)

K = Beban Khusus


Beban   Khusus,   beban   akibat   selisih   suhu,   pengangkatan   dan   pemasangan, penurunan pondasi, susut, gaya rem dari keran, gaya sentrifugal, getaran mesin.


Perencanaan komponen struktural gedung direncanakan dengan kekuatan batas (ULS), maka beban tersebut perlu dikalikan dengan faktor beban.


Kombinasi pembebanan dengan Faktor Beban yang dipakai adalah yang biasanya digunakan untuk bangunan tembokan sebagai berikut:

1.U = 1.4 DL
2. U = 1.4 DL + 1.6 LL
3. U = 1.4 DL + 1.6 LL + 1.4 (1.0 EQX + 0.3 EQY + 0.67 EQZ)
4. U = 1.4 DL + 1.6 LL + 1.4 (0.3 EQX + 1.0 EQY + 0.67 EQZ)
5. U = 0.9 DL + 1.4 (1.0 EQX + 0.3 EQY + 0.67 EQZ)
6. U = 0.9 DL + 1.4 (0.3 EQX + 1.0 EQY + 0.67 EQZ)
7. U = 1.2 DL + 1.2 LL ± 1.2 WA
8. U = 1.2 DL + 1.2 LL ± 1.2 WB

Dimana:
U = Beban ultimate
DL = Beban mati
LL = Beban hidup
EQ = Beban gempa
W = Beban angin

 Pada   peninjauan   beban   kerja   pada   tanah   dan   pondasi,   perhitungan   Daya   Dukung   Tanah (DDT) izin dapat dinaikkan (lihat tabel).
Jenis Tanah Pondasi Pembebanan Tetap DDT izin (kg/cm2) Pembebanan Sementara kenaikan DDT izin (%)
Keras ≥ 5,0 50
Sedang 2,0 – 5,0 30
Lunak 0,5 – 2,0 0 - 30
Sangat Lunak 0,0 - 0,5 0
Note : 1 kg/cm2 = 98,0665 kPa (kN/m2)

Faktor keamanan (SF ≥ 1,5) tinjauan terhadap guling, gelincir dll. Beban Mati, berat sendiri bahan bangunan komponen gedung.



BAHAN BANGUNAN.
Baja          : 7.850 kg/m3


Batu Alam : 2.600 kg/m3

Batu belah, batu bulat, batu gunung (berat tumpuk) : 1.500 kg/m3

Batu karang (berat tumpuk)  : 700 kg/m3

Batu pecah : 1.450 kg/m3

Besi tuang  : 7.250 kg/m3
Beton (1)    : 2.200 kg/m3


Beton bertulang (2)  : 2.400 kg/m3

Kayu (Kelas I) (3)     : 1.000 kg/m3
Kerikil, koral (kering udara sampai lembap, tanpa diayak)  : 1.650 kg/m3


Pasangan bata merah  : 1.700 kg/m3

Pasangan batu belah, batu belat, batu gunung : 2.200 kg/m3

Pasangan batu cetak    : 2.200 kg/m3

Pasangan batu karang  : 1.450 kg/m3


Pasir (kering udara sampai lembap) : 1.600 kg/m3

Pasir (jenuh air)             : 1.800 kg/m3

Pasir kerikil, koral (kering udara sampai lembap) : 1.850 kg/m3


Tanah, lempung dan lanau (kering udara sampai lembap) : 1.700 kg/m3

Tanah, lempung dan lanau (basah) : 2.000 kg/m3

Tanah hitam                  : 11.400 kg/m3


KOMPONEN GEDUNG
Adukan, per cm tebal :

- dari semen : 21 kg/m2

- dari kapur, semen merah atau tras : 17 kg/m2

Aspal, termasuk bahan-bahan mineral tambahan,  per cm tebal : 14 kg/m2


Dinding Pas. Bata merah :

- satu batu         : 450 kg/m2

- setengah batu : 250 kg/m2

Dinding pasangan batako :


Berlubang :

- tebal dinding 20 cm (HB 20)  : 200 kg/m2

- tebal dinding 10 cm (HB 10)  : 120 kg/m2

Tanpa lubang

-  tebal dinding 15 cm  : 300 kg/m2


-  tebal dinding 10 cm  : 200 kg/m2



Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari :

- semen asbes (eternit dan bahan lain sejenis), dengan tebal maksimum 4 mm : 11 kg/m2

- kaca, dengan tebal 3 – 4 mm 10 kg/m2


Lantai kayu sederhana dengan balok kayu, tanpa langit-langit dengan bentang maksimum 5m : 40 kg/m2,

dan untuk beban hidup maksimum : 200 kg/m2

Penggantung langit-langit (dari kayu), dengan bentang maksimum 7 kg/m5m dan jarak s.k.s minimum 0,8 m

Penutup atap genting dengan reng dan usuk/kaso per m50 kg/m2


Bidang atap

Penutup atap sirap dengan reng dan usuk/kaso per m2      : 40 kg/m2

Penutup atap seng gelombang (BWG 24) tanpa gordeng  : 10 kg/m2

Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso dan beton, 24 kg/mtanpa adukan, per cm tebal


Semen asbes gelombang (tebal 5 mm) : 11 kg/m2

Catatan :

(1) Nilai ini tidak berlaku untuk beton pengisi

(2) Untuk beton getar, beton kejut, beton mampat dan beton padat lain sejenis, berat sendirinya harus ditentukan sendiri.

(3) Nilai ini adalah nilai rata-rata, untuk jenis kayu tertentu lihat Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia.




Beban Hidup pada lantai gedung, sudah termasuk perlengkapan ruang sesuai dengan

kegunaan dan juga dinding pemisah ringan (q ≤ 100 kg/m'). Beban berat dari lemari arsip, alat dan mesin harus ditentukan tersendiri.


Tabel Beban Hidup pada Lantai Gedung.

a Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang disebut dalam b. 200 kg/m2
b Lantai dan tangga rumah sederhana dan gudang-gudang tidak penting yang bukan untuk toko, pabrik atau bengkel. 125 kg/m2
c Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran, hotel, asrama dan rumah sakit. 250 kg/m2
d Lantai ruang olah raga 400 kg/m2
e Lantai ruang dansa 500 kg/m2
f Lantai dan balkon dalam dari ruang-ruang untuk pertemuan yang lain dari pada yang disebut dalam a s/d e, seperti masjid, gereja, ruang pagelaran, ruang rapat, bioskop dan panggung penonton 400 kg/m2
g Panggung penonton dengan tempat duduk tidak tetap atau untuk penonton yang berdiri. 500 kg/m2
h Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut dalam c 300 kg/m2
i Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut dalam d, e, f dan g. 500 kg/m2
j Lantai ruang pelengkap dari yang disebut dalam c, d, e, f dan g. 250 kg/m2
k Lantai untuk:  pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang arsip, toko buku, toko besi, ruang alat-alat dan ruang mesin, harus direncanakan terhadap beban hidup yang ditentukan tersendiri, dengan minimum 400 kg/m2
l Lantai gedung parkir bertingkat:


- untuk lantai bawah 800 kg/m2

- untuk lantai tingkat lainnya 400 kg/m2
m Balkon-balkon yang menjorok bebas keluar harus direncanakan terhadap beban hidup dari lantai ruang yang berbatasan, dengan minimum 300 kg/m2


Beban Hidup pada atap gedung, yang dapat dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil minimum sebesar 100 kg/m2 bidang datar.
Atap dan/atau bagian atap yang  tidak dapat dicapai  dan dibebani oleh orang, harus diambil yang menentukan (terbesar) dari:
  • Beban terbagi rata air hujan, Wah = 40 - 0,8 α
  • dengan α = sudut kemiringan atap, derajat ( jika α > 50o dapat diabaikan).Wah  = beban air hujan, kg/m2 (min. Wah atau 20 kg/m2).
  • Beban terpusat berasal dari seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran dengan peralatannya sebesar minimum 100 kg.
Balok   tepi   atau   gordeng   tepi   dari   atap   yang   tidak   cukup   ditunjang   oleh   dinding   atauvpenunjang   lainnya   dan   pada   kantilever   harus   ditinjau   kemungkinan   adanya   beban   hidup terpusat sebesar minimum 200 kg.

Beban Hidup  Horizontal perlu ditinjau akibat gaya desak orang yang nilainya berkisar 5% s/d 10% dari beban hidup vertikal (gravitasi).


Reduksi Beban Hidup  pada perencanaan  balok induk dan portal (beban vertikal/gravitasi), untuk   memperhitungkan  peluang   terjadinya  nilai   beban   hidup   yang   berubah-ubah,   beban hidup merata tersebut dapat dikalikan dengan koefisien reduksi.

Pada perhitungan gempa beban hidup yang berkerja pada lantai dapat direduksi hingga 30%

Pengertian dan Macam jembatan

Pengertian dan Macam jembatan

PENGERTIAN JEMBATAN 
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lainlain.
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintanganrintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang  melintang yang tidak sebidang dan lain-lain.


BERIKUT INI BEBERAPA JENIS JEMBATAN:
1.Jembatan diatas sungai
2.Jembatan diatas saluran sungai irigasi/ drainase
3.Jembatan diatas lembah
4.Jembatan diatas jalan yang ada / viaduct

Bagian-bagian Konstruksi Jembatan terdiri dari :
• 1. Konstruksi Bangunan Atas (Superstructures)
Konstruksi bagian atas jembatan meliputi :
•Trotoir : - Sandaran + tiang sandaran
-Peninggian trotoir / kerb
-Konstruksi trotoir
•Lantai kendaraan + perkerasan
•Balok diafragma / ikatan melintang
•Balok gelagar
•Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan rem,ikatan tumbukan)
•Perletakan (rol dan sendi)
2. Konstruksi Bangunan Bawah (Substructures) Konstruksi bagian bawah jembatan meliuputi :
• 1Pangkal jembatan / abutment + pondasi 2 Pilar / pier + pondasi

Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari enam bagian pokok, yaitu :
1.Bangunan atas
2.Landasan
3.Bangunan bawah
4.Pondasi
5.Oprit
6.Bangunan pengaman jembatan.

Klasifikasi Jembatan menurut kegunaannya :
1. Jembatan jalan raya (highway brigde)
2. Jembatan pejalan kaki (foot path)
3. Jembatan kereta api (railway brigde)
4. jembatan jalan air
5. jembatan militer
6. jembatan penyebrangan

Klasifikasi Jembatan menurut jenis materialnya :
1. jembatan kayu
2. jembatan baja
3. jembatan beton bertulang dan pratekan
4. jembatan komposit.

Pengertian jembatan baja :

Jembatan baja yaitu jembatan yang mayoritas bahannya dari baja.sedangkan konstruksinya dipertimbangkan pada  kebutuhan bentang,bisa berbentuk rangka bisa hanya merupakan baja propil menerus.

Kelebihan Jembatan Rangka Batang

•Gaya batang utama merupakan gaya aksial
•Dengan sistem badan terbuka (open web) pada rangka batang dimungkinkan menggunakan tinggi maksimal dibandingkan dengan jembatan balok tanpa rongga.

Kelemahan Jembatan Rangka batang

Efisiensi rangka batang tergantung dari panjang bentangnya, artinya jika jembatan rangka batang dibuat semakin panjang,maka ukuran dari rangka batang itu sendiri juga harus diperbesar atau dibuat lebih tinggi dengan sudut yang lebih besar untuk menjaga kekakuannya, sampai rangka batang itu mencapai titik dimana berat sendiri jembatan terlalu besar ,sehingga rangka batang tidak mampu lagi mendukung beban tersebut.

Keuntungan dan Kerugian memakai material besi/baja dari beton

Keuntungan
  1. Besi baja mempunyai kuat tarik dan kuat tekan yang tinggi, sehingga dengan material yang sedikit bisa memenuhi kebutuhan struktur.
  2. Keuntungan lain bisa menghemat tenaga kerja karena besi baja diproduksi di pabrikan dilapangan hanya memasang saja.
  3. Setelah selesai masa layan, besi baja bisa dibongkar dengan mudah dan dipindahkan ke tempat lain, setelah masa layan, jembatan baja bisa dengan mudah diperbaiki dari karat.
  4. Pemasangan jembatan baja di lapangan lebih cepat dibandingkan dengan jembatan beton.
 
Kerugian
  1. Bisa berkarat
  2. Lebih berisik jika dilewati beban seperti kereta api
Klasifikasi Jembatan menurut letak lantai jembatan :

  1. Jembatan Lantai Atas yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan (sebagai tempat lalu lintas kendaraan) terletak disisi atas struktur utama jembatan
  2. Jembatan Lantai Bawah yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan (sebagai tempat lalu lintas kendaraan) terletak disisi bawah struktur utama jembatan
  3. Jembatan Lantai Tengah yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan (sebagai tempat lalu lintas kendaraan) terletak disisi tengah struktur utama jembatan
  4. Jembatan Lantai Ganda yaitu jembatan dimana sisi atas dan sisi bawah dari jembatan digunakan untuk lalu lintas kendaraan

Gaya Batang Pada Rangka Batang Statis Tertentu 2 dimensi Dengan Menggunakan SAP 2000

Gaya Batang Pada Rangka Batang Statis Tertentu 2 dimensi Dengan Menggunakan SAP 2000

Dengan Program SAP 2000, kita dapat menghitung gaya dalam sebuah struktur rangka batang dengan mudah. Buat menghitung struktur rangka statis tertentu gampang kok, karena kita gak perlu memperhitungkan luas penampang, inersia, ataupun sifat-sifat batang. Lain halnya dengan konstruksi statis tak tentu.


Langkah-langkahnya mudah, berikut contoh pengerjaan dengan menggunakan program SAP2000 V.10 untuk struktur rangka batang statis tertentu.


Menggambar Struktur Rangka Bantang,


Mula-mula klik toolbar new model, atau pilih file – new model
Lalu akan tampil windows pada gambar di samping: 


Ubah Unit sesuai data input anda, missal N,m,C

Pada pilihan template terdapat berbagai pilihan, anda dapat memilih 2D truss atau membuat sendiri, jika ikin membuat gambar sendiri, maka pilih Grid Only




Setelah anda men-klik pilihan tersebut (Grid Only), Selanjutnya akan tampil windows sbb;

 Pada box Number of Grid Lines terdapat kolom yang harus anda isi;
X direction : Jumlah segment konstruksi arah X
Y direction : Jumlah segment konstruksi arah Y
Z direction : Jumlah segment konstruksi arah Z

Grid Spacing adalah jarak spasi per segment

Jika anda ingin mengubah data entry (Jika terdapat variasi jarak maka anda dapat mengaturnya dengan meng-klik Edit Grid, maka akan tampil jendela berikut;
Anda bisa memilih mengatur dengan koordinat atau dengan menggunakan jarak pada pilihan Display Grid as yang tampak pada sisi kanan jendela, jika sudah, klik Ok dan akan muncul gampar seperti di bawah





Pilih tampilan XZ view pada toolbar untuk melihat dari depan dan tutup jendela sebelah kanan untuk mempermudah pengeditan

















Klik tool Draw Frame/Cable element yang terdapat pada kiri windows untuk memulai membuat struktur rangka, lalu tarik dari joint ke joint untuk menggambar struktur rangka tsb
Setelah terbentuk seperti gambar di atas lalu blok frame seperti diatas untuk selanjutnya dibagi menjadi 3 segment dengan memilih menu edit-Devide Frame, Kemudian masukan angka 3 dan 1 seperti pada gambar di bawah :




 
  


Selanjutnya klik Ok dan frame telah terbagi menjadi 3 segment


Selanjutnya anda tinggal menerus kan menggambar frame yang tersisa
Untuk membuat Perletakan, pilih joint yang akan diberi perletakan dengan cara membloking pada joint tsb. Lalu pilih assign-joint-restraint,




Serlanjutnya anda tinggal menentukan beban anda dengan memilih define-loadcase
Pilihan ini untuk mementukan apakah beban sendiri diperhitungkan atau tidak, jika tidak maka anda harus mengganti Type dead menjadi Superdead lalu klik tombol modify load dan Ok

Jika sudah, jangan lupa untuk me-release frame tersebut, perlu diperhatikan bahwa pada struktur rangka batang, nilai moment pada tiap-tiap buhul adalah Nol, maka perlu kita buat momennya menjadi Nol dengan cara klik menu assign-frame/cable/tendon-release/partial fixity.



Lalu klik pada momen 22 dan momen 33 seperti pada gambar di atas              


Input Beban
Blok semua buhul lalu pilih menu assign-jointload-force

Masukkan nilai beban pada box kolom force
(Jika beban membentuk sudut terhadap bidang horizontal, maka perlu dikonversi ke arah X dan Z dengan mengalikan dengan sin dan cos sudut tersebut seperti metode vector)

















Running Analisis
Jika Input beban telah selesai, maka selanjutnya tinggal melakukan analisa dengan memilih menu Analyze-Run Analyze
Pilih don’t run untuk modal (untuk mempercepat proses dan permudah dalam membaca output)
Selanjutnya klik pilihan Run Now
Program akan meminta anda untuk menyimpan data, setelah anda menyimpan file tersebut, selanjutnya program akan memulai proses analysis
Selanjutnya untuk melihat hasil, adnda dapat melihatnya pada pilihan Display
Show Load Assign            : Untuk melihat beban luar yang berkerja          
Show Deformed Shape    : Untuk ,melihat lendutan akibat beban yang berkerja
Show Force/Stress           : Untuk Melihat Grafik Momen, Lintang (Shear), Normal (Axial    Force), Torsi (Torsion), dan Reaksi (Joint)
Show Table                       : Untuk Melihat hasil analysis dalam bentuk table
(Hasil Output berupa table dapat di export ke Excel)

Beton Bertulang

Beton Bertulang

Beton sangat banyak dipakai dalam proyek konstruksi. Bahan beton diperoleh dengan cara mencampurkan semen, air, dan aggregat plus bahan aditif dalam perbandingan tertentu. Segera telah diaduk, beton segar mulai mengeras. Semakin lama semakin keras mendekati kekuatan batu. Pedoman kekuatan beton adalah kekuatan saat mencapai umur 28 hari. Berikut disajikan tampang beton setelah mengeras.

Beton memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Memiliki kuat tekan sangat tinggi.
  • Karakter beton memiliki kuat tarik rendah yang menyebabkan beton gampang mengalami retak pada daerah tarik.
  • Beton mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah
  • Beton mengalami kembang-susut bila terjadi perubahan suhu
  • Beton bersifat getas
Kemampuan kuat tekan beton pada umur 28 hari berkisar fc’= 10 – 65 MPa. Di pasaran lebih sering dijumpai mutu beton fc’ = 10 – 45 MPa atau K125 – K500. Angka tersebut menunjukkan nilai kekuatan tekan beton. Sebagai gambaran untuk kekuatan tekan beton untuk K125 adalah kubus beton 15×15 cm sanggup menahan beban sekitar 28 Ton.
Kuat tarik beton berkorelasi dengan kuat tekannya atau dapat merupakan fungsi dari kuat tekannya. Maksudnya, jika kuat tekan beton tinggi, maka kuat tarik beton juga tinggi. Kuat tarik beton berada jauh di bawah kuat tekannya. Suatu rumus pendekatan untuk menentukan kuat tarik beton yaitu = 0.57 x √ fc’ (untuk beton normal).
Pada kenyataannya beton dalam struktur beton bangunan sipil, memikul tarik yang  cukup besar Sehingga diperlukan perkuatan / material lain agar beton mampu memikul beban terutama beban tarik tersebut. Besi tulangan merupakan material yang memiliki kuat tarik yang tinggi. Sifat ini kemudian dimanfaatkan untuk mengatasi rendahnya kekuatan tarik beton. Sehingga apabila digunakan bersama-sama, maka menjadi struktur beton bertulang ( reinforced concrete ) yang kemudian memiliki kemampuan tekan dan tarik yang tinggi.