Mengenal dunia kontruksi bangunan pada lahan gambut
Awalnya saya melihat bahwa di Sumatra pada umumnya dan Riau khususnya
banyak terdapat lahan gambut, dimana lahan gambut itu sendiri terbentuk
dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk. Umumnya
dikatakan sebagai gambut apabila kandungan bahan organik dalam tanah
melebihi 30 %, akan tetapi di Indonesia sendiri biasanya memiliki
kandungan bahan organik melebihi 65% dan kedalamannya melebihi 50cm
(wikipedia). Semakin tebal lapisan gambutnya, maka semakin besar
penurunan yang mungkin terjadi. Sebagai bahan organik, gambut juga
bahkan dapat digunakan sebagai sumber energi.
Sifat dari tanah gambut itu sendiri lunak dan mudah ditekan, sehingga
jika dikaitkan dengan konstruksi bangunan yang berada di atas lahan
gambut, maka dikhawatirkan akan terjadi kegagalan konstruksi dimana
pondasi bangunan tersebut nantinya tidak cukup kuat menahan beban
bangunan keseluruhan akibat daya dukung yang rendah. Oleh karena itu,
bagaimana untuk menindaklajutinya ? Hal inilah yang lalu coba saya cari
tau meski sumber dan informasi terbatas.
Bangunan itu sendiri terdiri dari beberapa komponen seperti pondasi,
kolom, balok, pelat, dan atap. Pelat berfungsi untuk penyalur beban
hidup dan mati yang bekerja pada bangunan kepada balok atau kolom. Balok
berfungsi untuk menyalurkan beban yang diterima oleh pelat kepada
kolom. Kolom berfungsi untuk menyalurkan beban dari pelat atau balok ke
pondasi. Dan pondasi itu sendiri merupakan elemen yang berhubungan
langsung dengan tanah yang berfungsi sebagai pemikul beban bangunan.
Cukup jelas rasanya mengenai fungsi dari tiap elemen struktur bangunan
seperti yang telah dijelaskan di atas. Lalu persoalannya, apakah ada
metode khusus yang harus diterapkan untuk konstruksi bangunan di atas
lahan gambut ? Bagaimana kondisi kadar air tanah, kompresibilitas,dan
permeabilitas tanah gambut dalam mempengaruhi keamanan pondasi ?
Berangkat dari pertanyaan ini saya coba melakukan pemahaman yang lebih
dalam lagi.
Metode lain yang dapat dilakukan biasanya dengan melakukan stabilisasi tanah, dimana tanah dicampur dengan bahan stabilisasi seperti pasir dan semen, lalu dipadatkan semaksimal mungkin. Tapi kenyataannya dilapangan sangat sulit memadatkan lapisan gambut yang memiliki kadar air tinggi dan sangat lembek. Oleh sebab itu, alternatif lain yang dapat dilakukan yaitu dengan pre-loading dimana material tanah yang bagus (pasir) dimasukkan ke dalam lapisan endapan gambut sehingga membentuk kolom-kolom pasir. Pembuatan kolom-kolom pasir dilakukan dengan cara meletakkan lapisan pasir di muka tanah yang akan diperbaiki setebal 1 meter kemudian palu penumbuk seberat 15 ton dijatuhkan dari ketinggian 15 meter, kolom-kolom pasir tersebut dibuat pada jarak sekitar 8 meter.
Atau bisa juga melakukan kombinasi diantara alternatif yang ada dengan cara mempercepat proses dekomposisi terlebih dahulu menggunakan serbuk atau cairan penumbuh dan penyubur mikroba (bioagent) seperti yang banyak dijual dipasaran seperti biostater dengan demikian proses konsolidasi telah berakhir yang diharapkan mengendap menjadi lapisan yang memiliki sifat geoteknik mendekati material lempung. Setelah proses dekomposisi berakhir baru dilanjutkan dengan pembuatan kolom-kolom pasir atau melakukan preloading.
No comments:
Post a Comment