Metode Pelaksanaan Beton Pracetak
Beton pracetak adalah beton yang dicetak di beberapa lokasi (baik yang di cetak di lingkungan maupun di pabrik-pabrik). Menurut SKSNI T-15-1991-03 beton pracetak adalah komponen beton yang dicor di tempat yang bukan merupakan posisi akhir dalam suatu struktur. Kekuatan beton yang dipakai sekitar 4000 sampai 6000 psi dan dengan kekuatan lebih tinggi. Beton cor di tempat memerlukan lebih banyak bekisting dan minimal dalam pemakaian ulang maksimal 10 kali, sedang untuk beton pracetak bekisting kayu atau fiber glass bisa di pakai sampai 50 kali dengan sedikit perbaikan.- Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi.
- Jadwal pemasangan elemen pracetak sesuai jadwal rencana.
- Alternatif jalan lain yang dilewati seandainya ada satu jalan terjadi hambatan.
- Daya tampung lokasi proyek dalam menerima pengiriman elemen pracetak.
- Kemampuan crane dalam mengangkat elemen pracetak.
- Site Plan
- Peralatan
- Siklus Pemasangan
- Tenaga Kerja
Site Plan yang ada maka akan dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut :
- Dapat menempatkan posisi crane di lokasi proyek sehingga dapat difungsikan semaksimal dalam elemen-elemen pracetak ke posisi terakhirnya.
- Dapat direncanakan tempat penumpukan elemen pracetak yang memudahkan pengaturannya.
Dalam penggunaan elemen pracetak,menjadi pertimbangan adalah :
- Beberapa crane yang diperlukan dalam suatu proyek agar dapat digunakan semaksimal mungkin .
- Berapa radius perputaran crane.
- Peralatan pembantu serta jumlah kebutuhan guna mendukung siklus pemasangan elemen pracetak seperti truk,dan lain sebagainya.
Secara garis besar siklus pemasangan dari elemen pracetak dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Pengecoran elemen poer
- Pemasangan elemen balok
- Pemasangan elemen pelat
- Pengecoran over topping
- POER PRECAST
- BALOK PRECAST
- HALF SLAB PRECAST
- PLANK FENDER PRECAST
- DOLPHIN
- KANSTEEN PRECAST
No comments:
Post a Comment