KONSEP BANGUNAN TROPIS DI INDONESIA
Iklim tropis adalah iklim dimana panas merupakan masalah utama/dominan yang membuat bangunan hampir setiap saat harus dalam kondisi dingin agar tercipta suatu kenyamanan bagi pemakainya. Suhu rata-rata iklim tropis pertahun tidak kurang dari 200 Celsius. Iklim tropis memiliki sifat curah hujan yang relatif tinggi, intensitas cahaya matahari tinggi, karena posisinya pada zona ekuator mendapat pengaruh radiasi maksimal, memiliki kecepatan angin bervariasi, kelembapan udara yang tinggi, serta gangguan hewan liar, hewan pengerat, dan serangga tinggi.
Kondisi iklim tropis yang lembab menuntut perlunya syarat-syarat khusus dalam perancangan bangunan dan lingkungan binaan, mengingat adanya beberapa faktor spesifik yang hanya dijumpai secara khusus pada iklim tropis. Sehingga teori-teori arsitektur, seperti komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan, dan nilai-nilai estetika bangunan yang terbentuk di daerah beriklim tropis akan sangat berbeda dengan kondisi bangunan yang ada di wilayah lain yang berbeda iklimnya.
Permasalahan pada bangunan tropis adalah :
1. Elemen Iklim
Elemen meteorologi terdiri atas komposisi atmosfir, tekanan, radiasi matahari, temperatur, angin, kelembapan, dan formasi awan. Elemen-elemen ini akan mempengaruhi iklim suatu daerah. Berhubungan juga dengan letak garis bujur dan garis lintang bumi.
2. Area Nyaman, Skema Bio Klimatik
Ketika manusia beraktivitas maka akan mengeluarkan panas dan akan keluar dari tubuh berupa keringat. Selain panas didapat dari dalam tubuh, panas juga berasal dari luar tubuh, seperti ketika berjemur di bawah sinar matahari atau ketika kita berdekatan dengan sumber penghasil panas, tubuh akan merespon dengan mengeluarkan keringat. Keringat ini bertugas untuk menjaga keseimbangan suhu pada tubuh manusia.
3. Matahari dan Proses Perancangan
Ketika matahari merupakan salah satu elemen yang mempengaruhi kenyamanan manusia, maka peran matahari dalam proses perancangan bisa menjadi sebuah sumber yang dimanfaatkan sebagai elemen pencahayaan alami namun bisa juga menjadi salah satu elemen yang harus dihindari karena mengakibatkan kenaikan suhu dan silau. Hal lain yang perlu diperhatikan pada bangunan terkait dengan sinar matahari adalah menentukan perlengkapan penghalang (shading devices), arah sinar matahari dan dampak bayangan gelap yang dihasilkan.
4. Orientasi dan Perencanaan
Perlu diperhatikan ketika membuat suatu perancangan bangunan membutuhkan data yang akurat menegenai kondisi site, iklim, arah datangnya sinar matahari dan angin, serta konsep perencanaan yang dijadikan issue.
5. Ventilasi
Pada sebuah perencanaan bangunan diperlukan adanya ventilasi atau bukaan-bukaan yang bisa mengontrol aliran udara, dimana aliran udara tersebut berfungsi supaya ruangan tidak pengap, ini karena udara dari luar akan mengalirkan udara panas keluar bangunan. Jumlah dan besarnya ventilasi ada baiknya juga memperhatikan lingkungan sekitar yang mengandung bayak oksigen atau mungkin malah berdebu.
6. Landsekap
Fungsi tanaman antara lain sebagai: kontrol pandangan, pembatas fisik, pengendali iklim, pencegah erosi, habitat satwa, dan fungsi estetika. Dengan memperhatikan tata hijau di suatu kawasan akan mempengaruhi visualisasi atau pencitraan terhadap suatu kawasan.
7. Perlengkapan Pendingin
Dengan adanya sianr matahari yang datang sepanjang tahun, maka pada bangunan di daerah iklim tropis membutuhkan pendinginan ruangan. Pendinginan ruangan dilakukan dengan cara penguapan, exhaust fan, atau pendinginan dengan ac.
8. Analisis dalam Perancangan
Pada iklim tropis dibedakan dengan dua daerah yakni iklim panas dan kering serta iklim panas dan lembab. Kering berarti jarang terjadi hujan , sedangkan lembab berarti sering terjadi hujan. Maka dibutuhkan pengetahuan untuk membuat desain perencanaan bangunan sebagai bentuk respon dari perbedaan iklim kering dan lembab.
Melihat dari kondisi site dan orientasinya, pada iklim panas dan kering sebaiknya menghindari kantong-kantong radiasi matahari dan silau dari langit ataupun pengaruh pantulan dari sekitarnya. Kedua, dalam pemilihan bahan dan peralatan pada dinding dan atap cenderung memilih bahan yang memantulkan radiasi matahari. Ketiga, mengupayakan menanam rerumputan atau pepohonan di sekitar bangunan karena komponen ini mampu menekan pengaruh radiasi matahari dan suhu udara. Keempat, menghindari pengaruh radiasi matahari dari arah timur dan barat pada pagi atau sore hari. Kelima, menghindari dari area-area di lembah yang sempit karena dapat menjadi pengumpul radiasi matahari yang dapat meningkatkan suhu udara. Keenam, dengan menambahkan elemen air pada sekitar bangunan cenderung dapat meyaring debu dan pasir yang terbawa oleh angin yang masuk kedalam bangunan. Ketujuh, memilih lokasi untuk pemukiman sebaiknya yang dekat dengan aliran air, karena akan mempengaruhi kenyamanan lingkungan yang lembab dan sejuk.
Melihat dari kondisi site dan orientasinya, pada iklim panas dan lembab sebaiknya pada daerah yang berketinggian, menghadapkan bangunan kearah datangnya angin agar mendapatkan pergerakan udara secara optimal, pada arah kemiringan utara/ selatan lebih menguntungkan dibanding timur/barat karena mendapatkan pengaruh radiasi matahari lebih rendah. Kedua, jarak antar rumah dibuat lebar memungkinkan pergerakan udara dengan lancar. Ketiga, menanam tanaman yang tinggi-tingi dengan kerapatan yang kecil, bertujuan menurunkan suhu karena memberikan daerah bayang-bayang dan mengaktifkan udara. Keempat, menghindari genangan air hujan di sekitar bangunan, sehingga harus dibuat saluran irigasi yang baik agar air hujan segera masuk kedalam tanah.
Untuk proses perancangan denah bangunan, hal yang perlu diperhatikan pada daerah beriklim panas dan kering adalah dalam penataan denah atau masa bangunan saling berpengaruh dengan faktor iklim mikro. Kedua, bangunan cenderung menerima radiasi panas, karena itu dibutuhkan cara-cara untuk mendinginkan bangunan seperti menjauhkan ruang kegiatan manusia dari sisi barat. Ketiga, sebaiknya bentuk-bentuk bangunan yang kompak sepanjang aksis timur-barat karena penataan ruang-ruang dalam dapat untuk lebih mendinginkan udara interior terhadap suhu/radiasi panas di luar bangunan.
Sedangkan pada iklim panas dan lembab, perancangan denah bangunan sebaiknya memperhatikan adanya ruang transisi/ruang antara yang menghubungkan antara ruang luar dan dalam. Kedua, mengingat kelembapan udara yang tinggi, dibutuhkan ventilasi udara yang maksimal yang dapat dicapai melalui rumah bertingkat, bangunan panggung, bangunan bertingkat yang susunan masanya bebas dan tidak padat. Ketiga, radiasi matahari yang kuat dari arah timur dan barat, menuntut bentuk bangunan yang langsing/pipih dan panjang. Keempat, perkerasan diluar bangunan dihindari/dikurangi, sedangkan untuk ruang-ruang terbuka diluar bangunan sebaiknya dapat ternaungi dengan baik dan tertutup oleh kawat kasa untuk menghindari serangga. Kelima, pada bagian yang berdekatan dengan struktur bangunan harus dijauhkan dari kelembapan karena akan merusak kekuatan bangunan. Terakhir, ruang-ruang arsip, penyimpanan alat dan bahan, serta gudang makanan maupu tekstil dijauhkan dari uap, serangga, dan kelembapan.
Atap bangunan pada bangunan beriklim panas dan kering sebaiknya memperhatikan insulasi/penyekatan pada atap bangunan dari pengaruh matahari, malalui bahan isolasi atap yang tebal, pendingin dengan penguapan diluar bangunan atau dengan tirai radiasi dengan ventilasi pada bagian yang berbatasan dengan atap, misalnya atap ganda, atap tahan lembab atau atap tunggal berwarna putih yang mengurangi pengaruh panas. Kedua penyimpanan panas karena lapisan atap yang tebal merugikan karena pendinginan pada malam hari tidak cukup untuk menjadikan suhu udara yang nyaman di dalam bangunan.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada perencanaan atap bangunan yang beriklim panas dan lembab adalah pengaruh suhu udara dan radiasi matahari sangat kuat, sehingga diharapkan adanya atap ganda berventilasi dan puncak atap terlindungi dari matahari. Atap tersebut harus kedap air, terisolasi, dan harus memantulkan radiasi/cahaya matahari. Tritisan yang lebar sangat dibutuhkan untuk melindungi pengaruh hujan.
Fungsi utama dinding pada iklim panas dan kering adalah untuk mengatur perbedaan suhu udara yang tinggi, menahan kelembapan di dalam bangunan dan mengatur tarikan debu ke dalam bangunan, menghalangi radiasi matahari atau pemantulan radiasi dari permukaan tanah yang panas disekitar bangunan. Sedangkan pada iklim panas dan lembab fungsi dinding agak sedikit berkurang dibanding pada daerah panas-kering, karena cenderung untuk pembatas privat dan melindungi dari serangga ketimbang untuk penahan pengaruh suhu dinding. Kedua, Suhu dan kelembapan yang tinggi dibutuhkan untuk menyesuaikan aliran udara tidak terlindungi pada waktu-waktu hujan. Ketiga, Harus diperhatikan perlindungan terhadap pengaruh air/cairan pada bagian struktur bangunan. Keempat, Bahan bangunan untuk dinding dan atap sebaiknya tidak menghisap air dan tidak mudah ditumbuhi jamur dan lumut. Kelima, membuat tritisan yang lebar dapat menghindari dari pengaruh panas matahari yang mengenai dinding.
Perencanaan pembukaan bangunan seperti pintu dan jendela pada bangunan beriklim panas dan kering sebaiknya memperhatikan bukaan harus dapat ditutup dengan rapat untuk melindungi pengaruh panas yang tinggi. Kedua, sudut radiasi matahari yang rendah dapat memberikan radiasi kedalam bangunan melalui jendela pada sisi timur atau barat bangunan. Ketiga, jendela yang terbuka ke arah barat dan timur dibuat sekecil-kecilnya. Hindarkan bidang-bidang yang luas dan bertabir kaca. Jendela sebaiknya lebar ketimbang tinggi. Tritisan dan pelindung terhadap pengaruh radiasi matahari kearah timur dan barat sangat penting. Usahakan menghindari adanya jendela ke arah barat. Keempat, perlengkapan pelindung terhadap radiasi matahari sebaiknya terpisah dari struktur.
Perencanaan pembukaan bangunan seperti pintu dan jendela pada bangunan beriklim panas dan lembab sebaiknya memiliki ventilasi, untuk memudahkan aliran udara dan memberikan perlindungan terhadap pengaruh matahari dibutuhkan kerai, kisi-kisi, jalusi,grill, ataupun tritis yang dilengkapi dengan perlengkapan untuk menghalangi matahari. Kedua, penutup yang mudah dibuka/ditutup dibutuhkan apabila terjadi hujan badai/lebat. Ketiga, jendela harus terlindungi dari radiasi langit dan silau dengan memperhatikan ketinggian dan arah matahari.
Perencanaan ruang dalam (interior) pada bangunan beriklim panas dan kering sebaiknya memiliki bidang-bidang yang terbuka/menerima cahaya matahari dapat ditangkal dengan cat warna putih. Kedua,warna-warna gelap dapat digunakan pada bidang-bidang yang berfungsi untuk meredam cahaya/pantulan. Ketiga, menggunakan warna-warni pendingin di ruang dalam. Keempat, hubungan dengan ruang terbuka / teras dapat mendinginkan ruang dalam.
Perencanaan ruang dalam (interior) pada bangunan beriklim panas dan lembab sebaiknya ruang-ruang dalam harus terlindung dari pengaruh matahari dan berventilasi (aliran udara) baik. Kedua, menggunakan bahan lantai harus tahan terhadap air. Kedua, bidang-bidang luar/dalam bangunan dengan warna-awrna ringan/pastel sangat baik untuk menghindari silau. Ketiga, bidang-bidang partisi/penutup yang dapat dipindah-pindahkan sangat dibutuhkan.
Dari teori diatas maka dalam melakukan analisis bangunan tropis, faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada bangunan tersebut tekait dengan:
· Orientasi bangunan
· Vegetasi yang berada disekitar bangunan
· Cahaya matahari yang mengenai bangunan
· Arah Angin
· Suhu dan kelembaban udara
· Aktivitas di dalam bangunan dan sekitar bangunan
· Penghawaan dalam ruangan
No comments:
Post a Comment