Sunday, 23 December 2012

BETON RINGAN (LIGHTWEIGHT CONCRETE) ATAU HEBEL

BETON RINGAN (LIGHTWEIGHT CONCRETE) ATAU HEBEL

Pernahkah anda mendengar istilah hebel? Hebel merupakan salah satu jenis beton, yaitu beton ringan. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan daripada beton pada umumnya. Beton ringan bisa disebut sebagai beton ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC) yang mempunyai bahan baku utama terdiri dari pasir silika, kapur, semen, air, ditambah dengan suatu bahan pengembang yang kemudian dirawat dengan tekanan uap air. Tidak seperti beton biasa, berat beton ringan dapat diatur sesuai kebutuhan. Pada umumnya berat beton ringan berkisar antara 600 – 1600 kg/m3. Karena itu keunggulan beton ringan utamanya ada pada berat, sehingga apabila digunakan pada proyek bangunan tinggi (high rise building) akan dapat secara signifikan mengurangi berat sendiri bangunan, yang selanjutnya berdampak kepada perhitungan pondasi.
Beton ringan ini sudah banyak dibuat di Indonesia. Beton ringan ini dicetak berupa bata hebel dan pelat lantai beton ringan. Salah satu contoh pelat beton ringan yaitu Super Panel. Super panel merupakan beton ringan pracetak yang memberikan kepastian mutu konstruksi sekaligus kepastian biaya renovasi. Super panel merupakan pelat beton pracetak yang dapat menjadi alternatif pengganti pelat beton (dak beton) konvensional. Seluruh bahan material yang digunakan, terkualifikasi dengan baik. Karena bebannya ringan, terkadang kita tidak perlu membuat struktur baru bagi konstruksi gedung atau rumah kita. Namun, perlu adanya pengecekan terlebih dahulu terhadap struktur yang ada. Bentuknya seperti bata hebel yang sering kita lihat di toko bangunan, namun ukurannya lebih lebar dan panjang. Didalamnya sudah terdapat pembesian untuk memiki beban diatasnya. Konstruksinya pun sederhana, cukup dilebaringkan diantara 2 balok dinding yang berseberangan, kemudian sedikit dicor pada sambungan. Pengerjaannya lebih cepat dengan cor beton konvensional. Jika kita menggunakan cor beton, kita harus menunggu paling tidak 30 hari sampai cor beton benar-benar kering.
Pemasangan super panel, jika direncanakan dengan baik, kita bisa memperkecil bahan terbuang sampai dengan 0%. Tidak seperti pembuatan dengan cor beton, kayu bekisting yang digunakan untuk penyangga beton pada saat pengecoran, pastinya tidak dapat dipakai lagi.
Gambar Pelat Super Panel
Ada beberapa Kelebihan dari Beton ringan

  • Balok mudah dibentuk. Sehingga dapat dengan cepat dan akurat dipotong atau dibentuk untuk memenuhi tuntutan dekorasi gedung. Alat yang digunakan pun sederhana, cukup menggunakan alat pertukangan kayu.
  • Karena ukurannya yang akurat tetapi mudah dibentuk, sehingga dapat meminimalkan sisa-sisa bahan bangunan yang tak terpakai.
  • Hebel dapat mempermudah proses konstruksi. Untuk membangun sebuah gedung dapat diminimalisir produk yang akan digunakan. Misalnya tidak perlu batu atau kerikil untuk mengisi lantai beton.
  • Bobotnya yang ringan mengurangi biaya transportasi. Apalagi pabrik Hebel dibangun sedekat mungkin dengan konsumennya.
  • Karena ringan, tukang bangunan tidak cepat lelah. Sehingga cepat dalam pengerjaannya.
  • Semennya khusus cukup 3 mm saja.
  • Mengurangi biaya struktur besi sloff atau penguat.
  • Mengurangi biaya penguat atau pondasi
  • Waktu pembangunan lebih pendek.
  • Tukang yang mengerjakan lebih sedikit. Sehingga secara keseluruhan bisa lebih murah dan efisien
  • Tahan panas dan api, karena berat jenisnya rendah.
  • Kedap suara
  • Tahan lama, kurang lebih sama tahan lamanya dengan beton konvensional
  • Kuat tetapi ringan, karena tidak sekuat beton. Perlu perlakuan khusus. dibebani AC menggunakan fisher FTP, Wastafel fisher plug FX6/8, panel dinding fisher sistem injeksi.
  • Anti jamur
  • Tahan gempa
  • Anti serangga
  • Biaya perawatan yang sedikit, bangunan tak terlalu banyak mengalami perubahan atau renovasi hingga 20 tahun.
  • Aman, karena tidak mengalami rapuh, bengkok, berkarat, korosi
  • Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran yang tanggung, akan memakan waste yang cukup besar. Diperlukan keahlian tambahan untuk tukang yang akan memasangnya, karena dampaknya berakibat pada waste dan mutu pemasangan. 
  • Perekat yang digunakan harus disesuaikan dengan ketentuan produsennya, umumnya adalah semen instan. 
  • Nilai kuat tekannya (compressive strength) terbatas, sehingga sangat tidak dianjurkan penggunaan untuk perkuatan (struktural). 
  • Harganya cenderung lebih mahal dari bata konvesional. Di pasaran, beton ringan dalam bentuk bata dijual dalam volume m3, sehingga dengan ukuran 60cmx20cmx10cm / m3 bata ringan terdiri dari 83 buah. Jika dikonversikan dalam m2 maka 1 m2 terdiri dari 8.5 buah. Harga per bata kurang lebih Rp. 5.500,-, sehingga harga per m2 nya Rp.46.750,-. Belum termasuk semen instan dan ongkos pasangnya.

No comments: